Rabu, 22 Februari 2017

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 8 Mama dan Papa di Ambang Mimpi Buruk Part 3

Saat senja Haris memanggil istri dan putranya yang sedang berseteru. Dia mencoba mendamaikan keduanya.

“Ini kalian...ibu sama anak kelakuannya sama aja, kayak anak bocah. Sebenarnya kalian ini ada masalah apa? Jangan yang tidak terlibat seperti papa jadi ikut terbawa-bawa.” tegur haris

“Ini pa, tadi aku ngelihat mama habis nangis. Aku tanya deh mama kenapa. Eh, mama gak mau ngaku pas aku tanya. Padahal, udah kelihatan jelas mama habis nangis”

“Benar begitu ma?” tanya haris pada istrinya

“Iya benar mas”

“Kamu kenapa menangis ma?” tanya haris kembali

“Iya aku sedih karena gak nyangka bayu yang dulu masih kecil sekarang udah beranjak remaja. Aku jadi terharu mas, ternyata usiaku juga semakin tidak muda lagi” ucap nia pura-pura terharu

“Oh gitu. Tuh de sekarang kamu tahu kan kenapa mama nangis?”

“Iya pa” ucap bayu mengangguk

“Yaudah deh sekarang kalian baikkan” ucap haris kepada istri dan sang anak

“Maafin aku ya maa....”

“Maafin mama juga de” ucap nia sambil mengecup pipi putranya

Haris menyaksikan istri dan putranya saling memaafkan satu sama lain. Nia dan putranya juga saling memeluk. Haris hanya tersenyum memandang keduanya. Padahal, nia sebetulnya berbohong. Hanya saja haris dan anaknya tidak mengetahui. Yang terpenting bagi dirinya ialah aktivitas keluarga di rumah itu pulih kembali.

Malamnya, Jika seharusnya makan malam sudah tersedia, nia tampak baru menyiapkan makan malam. Ya, itu terjadi karena ada pertengkaran antara dirinya dan sang anak. Beruntungnya mereka sudah saling memaafkan. Malam itu nia tampil tertutup. Ia mendengar ucapan suaminya kemarin malam. Sementara bayu, anak itu sudah membersihkan dirinya. Ia lekas menyiapkan buku pelajaran yang hendak dibawanya besok. Setelah selesai, ia duduk di ruang makan sembari menunggu hidangan makan malam disajikan. Sedangkan haris, ia sibuk mengerjakan pekerjaan kantor di kamar.

“Eh kamu de, udah duduk di sini aja. Mama kan belum manggil” ucap nia sambil menyajikan makanan

“Soalnya aku dah laper ma. Tadi siang kan aku gak makan” sahut bayu

“Oh ya ya. Yaudah gih kamu panggil papa bilang makanannya udah siap”

“Oke ma. Paaa.... paaa..... makan malam duluu paaa..... makanannya udah siap!” teriak bayu memanggil ayahnya

“Iyaaa.. papa kesana” ucap haris membuka pintu kamar dan berjalan ke ruang makan

Keluarga Haris seperti biasanya makan malam bersama. Tidak ada yang istimewa malam itu, kecuali pembicaraan mereka.

“Eh iya, akhir pekan besok kita ke rumah kakek nenek yuk. Kalian berdua kan belum pernah kesana” ajak haris

“Eh iya bener pa, aku kan belum pernah kesana yang selalu ke sini kan selalu kakek nenek” sahut bayu sambil mengunyah makanan

“Memang rumah ayah sama ibu dimana mas?” tanya nia

“Aduuh kamu.. selama nikah sama aku gak tahu rumah ayah ibuku. Rumah mereka di dekat Garut. Di sana tuh ayah-ibu punya tanaman jagung banyak bangett”

“Yang bener pa?” tanya bayu penasaran

“Iya dong de. Makanya kita ke sana yuuk”

“Iyaa paa.... aku mauu bangeett” sahut bayu begitu bersemangat

“Aku mah ngikut aja mas” ucap nia pelan sambil mengakhiri makan malamnya”

Keluarga itu mengakhiri makan malam mereka. Masing-masing kembali ke dalam kamar. Haris lekas tidur. Nia meminum pil kbnya setelah itu dia menyusul suaminya. Sementara bayu masih sibuk belajar.

#########

Pak paijo kembali ke kampung halamannya. Ia disambut tanaman jagungnya yang bersiap memasuki musim panen. Di depan rumahnya ia disambut pula oleh sang istri yang tampaknya sudah tidak kesal dengan dirinya. Keduanya berpelukan mesra saling melepas rindu. Tiba-tiba seorang buruh taninya menghampirinya.

“Pak paijo.... Pak paijoo...... Pak paijo“ ucap seorang buruh tani berperut tambun berlari tergopoh-gopoh

“Oalahh bejoo.. kamu ada apa sampai berlari sebegitunya?” tanya pak paijo pada buruh taninya

“Ini pak.. bapak habis dari jakarta kan?”

“Yowess kenapa?”

“Bapak tahu alamat ini pak?” tanya pak bejo

“Coba mana sini saya lihat. Oaalah..ini alamat rumah anakku. Bagaimana kamu tahu alamat ini?” tanya pak paijo

“Emmm yaudaahh pak saya permisi dulu” ucap pak bejo nyelonong pulang ke rumahnya

“Heehh bejoo... malah kabur itu orang”

Pak paijo masuk ke rumah beserta istrinya. Dia menyantap makan malam yang sudah disediakan sang istri. Keduanya saling bercakap-cakap saat makan. Istri pak paijo sempat bertanya bagaimana kabar anak dan cucunya. Pak paijo menceritakan semuanya. Tentunya dia tidak akan menceritakan tentang persetubuhan dirinya dengan sang menantu. Istri pak paijo bisa marah besar bila mengetahui hal tersebut.

Sementara itu Pak bejo ialah seorang buruh tani yang bekerja pada pak paijo yang memiliki ladang jagung yang amat luas. Lelaki itu tampak bingung bagaimana mungkin alamat tersebut tertuju pada alamat anak dari pak paijo. Ya, alamat seorang wanita yang pernah menumpang dirumahnya dan disetubuhi oleh dirinya. Wanita itu Siapa lagi kalau bukan nia, istri haris, menantu pak paijo. Pak bejo hampir tiap malam membayangkan persetubuhan yang pernah dilakukannya bersama nia. Dia ingin bersetubuh lagi dengan wanita itu. Maka, ia ingin mengunjungi rumah nia. Hanya kini dia kebingungan ada hubungan apa nia dengan anak pak paijo. Dia berpikir apakah dia istri dari anak pak paijo. Jika benar, dia pasti bisa dipecat pak paijo dari pekerjaannya sebagai buruh tani.

Esok paginya, pak paijo kembali ke rutinitasnya sebagai seorang pemilik sekaligus petani jagung. Ia berkeliling melihat ladangnya yang memasuki musim panen. Dia juga mengawasi kerja para buruh taninya apakah benar atau tidak. Seketika dia melihat pak bejo yang sedang bekerja. Dia mendekati buruh taninya tersebut.

“Hei bejo kamu kemarin kenapa? Gak jelas begitu”

“Oh gapapa pak” ucap pak bejo berusaha menghindar

“Lah dia malah menghindar” ucap pak paijo heran

Pak paijo bingung melihat gelagat buruh taninya. Hanya saja dia tidak terlalu menggubris. Ia kembali berkeliling mengawasi buruh taninya yang lain. Pekerjaan itu ia lakukan hingga panas matahari mencapai terik, tepatnya jam 12 siang. Setelah itu ia melepas lelah di sebuah gubuk reot kecil di dekat ladang jagung miliknya. Ketika hendak beristirahat, dia melihat pak bejo sudah beristirahat lebih dahulu di sana. Maka, Ia lekas segera ke sana.

“Kamu udah di sini rupanya jo?”

“Eh bapak, iya pak” jawab pak bejo terkejut.

“Saya heran kamu dari tadi menghindar terus dari saya. Memang ada apa? Mau pinjam uang? Ayo ceritakan saja, tidak usah sungkan-sungkan. Kamu kan bukan orang baru di sini jo...”

“Hemm gak ada apa-apa kok pak”

“Oh yasudah kalo begitu”

“Eh iya pak, anak bapak di jakarta itu udah nikah?”

“Iya, memang kenapa kamu tanya itu? Eh iya kemarin itu alamat kamu bisa tahu darimana?

“Heem gini pak waktu itu, ada wanita sama anaknya pengen ke Garut. Eh, mobilnya kehabisan bahan bakar sore hari. Jadinya terpaksa numpang deh di rumah saya sehari soalnya bensin eceran di sini kan cuma ada pagi dan siang hari. Nah, itu alamat wanita itu” terang pak bejo

“Lah, kamu kenapa gak ngomong itu kan menantu sama cucu saya” ucap pak paijo terkejut

“Saya gimana mau kasih tahu pak. Orang saya aja gak tahu itu menantu dan cucu bapak”

“Heeemm” pak paijo menghela nafas

“Eh iya pak, bapak ketemu mereka kemarin di Jakarta?”

“Ya ketemulah, termasuk sama anak saya”

“Enak ya jadi bapak punya menantu udah cantik seksi lagi” ucap pak bejo tiba-tiba

“Weleh-weleh ternyata kamu tahu juga menantuku itu seksi. Ya jelaslah tubuhnya padat sintal begitu” terang pak paijo kepada pak bejo

“Apalagi anak bapak yak, seneng banget tiap malem ngelonin yang begitu”

“Hehehe tapi udah pernah loh saya ngelonin dia jo..”

“Eh, serius pak?” tanya pak bejo heran

“Ya iyalah.. uhh enakk bangett joo apalagi susunya itu tuhhh uhhhh mau saya isep terus”

“Eh, Saya juga pernah loh pak memang bapak aja” sahut pak bejo

“Eh yang bener kamu?” tanya pak paijo heran

“Iya pak masa saya bohong. Jadi waktu dia nginep di rumah saya, ada kesempatan deh saya kelonin dia hehehe”

“Weleh-weleh kalo sampai kamu ketahuan sama anak saya bisa dipukulin kamu”ancam pak paijo

“Lah, bapak kalo sampai ketahuan istri bisa diusir dari rumah pak hehe” ancam balik pak bejo

“Yaudah kita jaga rahasia ini sama-sama ya, oke?”

“Siap pak”

“hehehehehe” keduanya tertawa bersama

Kedua lelaki itu berbicara bersama sembari melepas lelah. Topik mereka hanya nia, menantu pak paijo. Mereka berbagi cerita bersama tentang bagaimana ketika menyetubuhi wanita itu. Keduanya pula menyukai hal yang sama, yakni payudara nia. Terkadang gelak tawa terlihat dari wajah mereka. Entah apa yang mereka tertawakan. Tak lama pak paijo meninggalkan pak bejo di gubuk itu. Ia harus pulang ke rumah menemui istrinya yang telah menyajikan makan siang. Tinggallah pak bejo seorang diri di gubuk itu.

“Nia.. nia... kapan aku bisa menyetubuhimu lagi ya” ucap pak bejo di benaknya.

##########

Akhir pekan tiba....

Sabtu pagi.... Aktivitas di rumah keluarga haris tampak berbeda. Mereka sibuk mempersiapkan diri hendak berkunjung ke rumah orang yang paling mereka hormati. Pagi itu bayu sudah rapi lebih dulu ketimbang ayah dan mamanya. Ia sudah mengenakan kaos abu-abu dengan jacket berwarna hitam. Ia memakai celana jins yang biasa dirinya pakai. Anak itu sedang sibuk menyiapkan baju, peralatan lain, serta ransel yang hendak dibawa ke rumah kakek neneknya. Setelah itu ia menuju ruang makan menanti sarapan. Sementara sang mama yang sudah membersihkan diri masih menyiapkan sarapan. Nia memakai kaos biru ketat berkerah. Sepertinya dia tidak peduli lagi jika ada yang melihat lekuk tubuhnya. Selain menyiapkan sarapan, nia juga menyiapkan bekal untuk makan keluarganya di tengah pejalanan. Ia juga tidak lupa membawa pil kbnya. Ayah bayu, haris, seusai mandi sedang mengenakan pakaian di kamar. Ia mengenakan kemeja santai dan celana panjang bahan. Selesai mengenakan pakaian, kepala rumah tangga itu sibuk menjawab telepon. Entah siapa yang menghubunginya pagi itu.

Pada akhirnya keluarga itu siap berangkat menuju tempat tujuan mereka. Tak lupa haris mematikan aliran listrik rumahnya serta memastikan jendela dan pintu dalam keadaan tertutup. Nia dan bayu menunggu di luar rumah dengan barang bawaan mereka sembari haris mengeluarkan mobil. Setelah haris mengeluarkan mobil, kedua lekas masuk. Haris sempat keluar sebentar untuk mengunci pagar. Keluarga haris pun berangkat menuju tujuan.

Sepanjang perjalanan haris sibuk menyetir. Nia dan bayu asyik melihat pemandangan sekitar. Sesekali nia dan bayu minum air mineral yang mereka bawa . Sesekali pula terdengar pembicaraan-pembicaraan santai di antara mereka.

“Kira-kira kakek-nenek lagi ngapain ya pa?” tanya bayu pada ayahnya

“Ya mungkin lagi duduk di rumah”

“Kamu udah kasih tahu ayah-ibu mas kalo kita mau ke rumah?” tanya nia

“Gak usah, lagi pula mereka pasti di rumah kok. Sengaja gak aku kasih tahu biar jadi kejutan buat mereka”

Sepanjang perjalanan pula terkadang bayu tertidur terkadang terbangun lagi. Sementara di wajah sang mama tercemin agak malas mengunjungi orang tua haris, apalagi melihat wajah ayah haris. Dia masih trauma dengan persetubuhan yang dillakukannya bersama mertua di rumah. Dia bingung harus bersikap bagaimana nanti setelah peristiwa tersebut. Meskipun begitu, nia berusaha mencoba melupakan kejadian buruk yang menimpanya kelam.

Keluarga itu akhirnya memasuki daerah sekitar rumah orang tua haris pada siang hari. Nia sedikit heran. Dia merasa pernah melewati daerah itu. Hanya saja dia tidak tahu kapan persisnya. Nia mencoba mengingat, tetapi tidak bisa. Sementara bayu sedang tertidur di belakang kursi ayahnya yang sedang mengemudi. Hingga akhirnya mereka sampai tempat tujuan.

“Hei bayu, bangun de.... kita udah nyampe nih di rumah kakek-nenek” sahut haris membangunkan anaknya

“Hoaaheeemmmm udah nyampee yaaa....” ucap bayu yang baru bangun.

“Yaudah yuk kita keluar” ajak haris kepada istri dan anaknya.

Keluarga haris keluar dari mobil yang terparkir tidak jauh dari rumah orang tuanya. Mereka berjalan perlahan membawa barang bawaan. Ketika sampai di depan pintu rumah, haris mengetuk pintu dan disambut oleh ibunya yang memakai daster panjang tertutup.

“Assalamualaikum ayaahhh... ibuu..... ini haris bu .......” ucap haris sambil mengetuk pintu

“Walaikumsalam ohhhh kamu nakkkk. Adduuuh ibu udah kangen banget sama kamu” ucap ibu haris sambil mencium pipi dan kening anaknya

“Ini bu.. ada istriku sama bayu yang ikut”

“Adduhh ada menantuku yang cantik... apa kabarmu nia?” tanya ibu haris sambil bersalaman dengan menantunya

“baik bu, ibu bagaimana?”

“ibu mah udah sering sakit-sakitan, Maklum udah tua hehe” senyum ibu haris

“Nenekk...”

“Addduuhhh adaa cucu nenek yang ganteng...” ucap ibu haris sambil mencium pipi bayu

Dari dalam rumah ayah haris, pak paijo, muncul mengenakan kaos singlet putih dan sarung.

“Ada siapa bu kok kayaknya ramai banget? Tanya pak paijo sambil menyusul istrinya”

“ini pak... ada anak, menantu, dan cucumu. Ayo kemari pak...” ajak ibu haris

“Ohhhh ada anakku...haris..”

“Iyaa yah” ucap haris sambil mencium tangan ayahnya.

“Kakeekkk” sahut bayu menghampiri kakeknya

“Adduuhh cucu kakek yang ganteng ikut juga ternyata”

Nia hanya berdiam diri. Ketika ayah mertuanya menyalami suami dan anaknya. Ia amat malas saat suasana sedang berbahagia.

“Ohh niaaa kamuu ikutt jugaa. Adduuhh ayahh kangen banget sama kamu” ucap ayah haris sambil menyalami nia

Nia amat jijik ketika ayah mertuanya itu berucap demikian. Dia juga sebenarnya terpaksa menyalami Lelaki tua tersebut. Meskipun demikian, dia harus menghormati orang tua suaminya yang telah menyambut.

Kedua orang tua haris lalu mengajak haris berserta keluarganya masuk ke dalam rumah. Rumah dua lantai itu tergolong cukup besar untuk dua orang penghuni. Ruang tamu yang dekat dengan pintu depan diisi oleh kursi-kursi kayu dan meja yang juga terbuat dari kayu. Di dekat ruang tamu ada ruang makan yang terdapat kursi dan meja makan, serta televisi, lemari kayu, dan benda-benda hias lainnya, seperti guci. Selain itu, di ruang tamu ada tangga yang menghubungkan ke lantai atas rumah tersebut. Di bagian belakang rumah ada dapur dan kamar mandi. Selain itu di bagian paling belakang terdapat halaman yang ditumbuhi pepohonan hijau. Di paling pojok halaman terdapat sebuah kamar pembantu yang tidak berpenghuni.

Haris dan keluarganya dibimbing oleh ayah dan ibunya ke lantai atas. Di lantai atas tidak begitu banyak pernak-pernik, kecuali lukisan yang menempel di dinding. Selain itu juga terdapat lemari kaca yang menyimpan barang-barang hiasan, seperti piring dan gelas hias. Di lantai atas itu haris dan keluarganya di tempatkan dalam satu kamar. Di dalam kamar itu terdapat lemari pakaian, meja rias, dan satu ranjang besar yang di sisinya terdapat kasur yang sepertinya disediakan untuk bayu. Haris dan keluarganya pun dipersilahkan masuk ke kamar tersebut oleh kedua orang tuanya.

“Rumah kakek gede juga ya pa?” tanya bayu sambil membuka ransel

“Iya dong. Kakek kan petani jagung paling kaya di daerah sini”

“Masa sih mas?” tanya nia tidak percaya

“Masa aku bohong. Besok pagi kalian lihat banyak buruh tani yang bekerja di lahan jagung milik kakek”

“Oh yaudah”

Keluarga itu melepas lelah di dalam kamar. Haris sibuk dengan telepon selularnya. Sementara nia dan bayu sibuk mengeluarkan barang dari ransel dan tas keduanya. Tiba-tiba ibu haris mengetuk pintu kamar mereka.

“Haris,...... ajak keluargamu makan siang dulu nak di bawah. Ibu udah nyiapin makanan nih!” uca[ ibu haris sambil mengetuk pintu.

“Iya buu.... kita segera kesana”

“Ayo ke bawah yuk, nenek udah nyiapin makan siang tuh” ucap haris pada putranya

“Iya yah..yuk”

“Ayo kamu juga nia” ajak haris pada istrinya.

Keluarga itu dengan pakaian yang masih lengkap berjalan menuju ruang makan. Di ruang makan mereka sudah di tunggu oleh ayah dan ibu haris. Mereka pun lekas mengambil posisi tempat duduk. Setelah itu, ibu haris menyendokki makanan untuk suami dan dirinya. Selanjutnya nia menyendokki makanan untuk haris, bayu, dan dirinya. Ketika nia menyendokki makanan, ayah haris, pak paijo begitu amat memperhatikan wanita itu. Hanya saja haris dan ibunya tidak memperhatikan. Setelah makanan sudah tersajikan di masing-masing piring, mereka makan bersama. Mereka pun berbincang-bincang santai selama makan. Selama mengobrol, Pak paijo sering curi-curi pandang ke menantunya. Beruntung nia menyadarinya. Dia agak risih dengan pandangan mertuanya tersebut. Bagi nia, ayah mertuanya seperti ingin menyetubuhinya lagi. Itu membuat nia takut. Akhirnya makan siang bersama itu pun selesai. Obrolan-obrolan yang sering terlontarkan membuat makan siang tak terasa begitu cepat.

Selesai makan siang, haris dan keluarga kembali ke kamar mereka. Tiba-tiba haris mengatakan sesuatu pada istrinya. Nia yang mendengar itu menjadi amat malas berkunjung ke rumah orang tua haris.

“Ma, aku ke jakarta sebentar dulu ya” ucap haris

“Loh, kok begitu pa. Kita kan lagi liburan?”

“Iya pa. Papa ngapain ke jakarta?” tanya nia dan bayu berbarengan.

“Papa ada urusan sebentar sama pak arso. Kalau papa bisa tolak, ya papa tolak. Masalahnya ini bos papa yang memberi perintah”

“Oh yaudah kalau begitu. Tapi, mas balik lagi kapan?” tanya nia

“Belum tahu nih. Bisa malam atau juga besok pagi”

“Yahhhhh” kedua kembali menyahut bersamaan

“Yaudah papa berangkat dulu ya. Nia, aku titip bayu ya”

“Iya mas” balas nia

Haris berpamitan dengan keluarganya. Ia harus ke Jakarta siang itu. Entah ada apa gerangan yang membuatnya harus meninggalkan keluarga saat liburan akhir pekan di rumah orang tuanya. Tak lupa haris berpamitan pada ayah dan ibunya. Kedua orang tua haris menyayangkan hal tersebut. Namun, apa boleh buat, keduanya tak bisa memaksa. Kedua orang tuanya juga mengantar haris keluar rumah. Haris berjalan menuju mobilnnyaa. Hingga akhirnya Haris pun meninggalkan rumah orang tuanya.

Seusai melepas haris, orang tua haris kembali masuk ke dalam rumah, kecuali ayah haris, pak paijo. Ia tersenyum.

“Ini kesempatan yang gak boleh terlewatkan. Malam ini aku harus berhubungan badan dengan menantuku hehe”

Ketika dia tersenyum, datang buruh tani yang sudah akrab dengannya, yakni pak bejo. Pak bejo pun bertanya siapa orang yang baru saja pergi. Ia merasa kenal dengan mobil yang dikendarai orang tersebut. Pak paijo berkata kalau orang itu adalah anaknya.

“Siapa itu pak?” tanya pak bejo

“Eh kamu joo.. Itu anakku haris”

“Eh? Anakkmu pak? Maksud bapak, suaminya nia begitu? tanya pak bejo terheran

“Yaiyalah siapa lagi” ucap pak paijo tegas

“Berarti si nia ada di sini dong pak?”

“Iya dongg hehe” senyum pak paijo

“Wah seneng banget dong bapak nih. Pantes mukanya kelihatan cerah banget”

“Emang kenapa, kamu pengen ikut seneng juga?” tanya pak paijo kepada buruh taninya

“Iya dong pak”

“Yaudah sini ikut saya ke gubuk, tempat biasa kita ngobrol hehe” ajak pak paijo sambil tertawa kecil

Pak paijo pun mengajak pak bejo ke tempat mereka biasa mengobrol. Di gubuk kecil itu mereka tampak memperbincangkan sesuatu. Sesekali mereka serius. Sesekali pula mereka tertawa kecil

Entah apa yang mereka bicarakan.

Sementara nia dan bayu berada di kamar mereka. Keduanya tampak beristirahat. Nia tidur di ranjang besar. Bayu tidur di kasur yang terletak di samping ranjang. Mereka tertidur pulas hingga senja tiba.

Sore hari.....

“Hoaaheeeemmmm aduuuhh udahh jam berapaa nih?” tanya nia baru bangun tidur

Nia terbangun dari tidurnya sore itu. Dia menoleh ke arah jarum jam yang terletak di dinding kamar. Ternyata, sudah jam 5 sore. Ia melihat bayu masih tertidur. Ia hendak membangunkan, namun tidak tega. Lekas ia turun dari ranjangnya. Ia lalu mengambil peralatan mandi dan handuk yang ia gantungkan di belakang pintu. Ia ingin mandi. Ia turun ke bawah menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Sesampai di bawah, dia tidak melihat seorang pun di sana. Ia sedikit terheran kemana para penghuni rumah. Tanpa waktu lama ia masuk ke kamar mandi. Namun, dia sedikit bingung mengapa pintu kamar mandinya tidak bisa tertutup rapat. Ia tidak terlalu menggubris. Ia berharap tidak ada yang mengintipnya mandi, terutama ayah mertuanya. Lekas ia lepaskan pakaian dan celana yang menutupinya hingga ia tak tertutup sehelai benang pun. Ia sirami setiap jengkal tubuhnya dengan gayung yang berisi air. Setelah semua tersirami, ia sabuni seluruh tubuhnya.

Di luar kamar mandi terlihat ada dua pasang mata mengintip.

“Weleh-weleh joo.. tubuhnya masih padet singset jooo... hehe....” ucap pak paijo pelan

“Ide siapa dulu dong pak... kalau bukan saya rusak nih pintu kamar mandi kita gak bakal bisa ngintiip kayak gini” ucap pak bejo pelan

“Iya, iya, deh ini ide kamu. Saya akuin itu bagus banget” puji pak paijo

“Tuh pak lihatt... aduhhh tetenya pak bikin saya pengen nyedot pakkk aduhhhhh... niaaaa”

“Uhhh... iya jooo saya juga kepengen jooo uhhh” ucap pak paijo sambil mengelus penis yang berada di balik celananya

“Aduuuhhh pantatnyaa pakkkk, sayaa gak tahann pengen nusuk pakai kontol saya pakk”

“Emang kamu aja yang kepengen saya juga joo. uhhhh ...nia... nia... kamu seksi banget sih”

“Saya masuk aja ya pak. Saya udah gak tahan nihh” ucap pak bejo yang penisnya sudah mengeras di balik celananya

“Eits eits jangan... kamu bisa bikin rencana kita berantakan. Sabar jo sabar....” larang pak paijo

Keduanya pun menyudahi intipan mereka setelah memastikan nia sebentar lagi selesai mandi. Setelah itu, keduanya pergi entah kemana. Nia masih mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Dia lupa membawa pakaian ganti. Terpaksa dia melilitkan tubuhnya dengan handuk. Ia hanya berharap tidak ada yang melihat tubuhnya terlilit handuk. Lekas ia keluar menuju kamarnya. Beruntung, pak paijo dan pak bejo sudah pergi. Entah apa yang terjadi pada wanita itu bila kedua lelaki tua tersebut melihat nia hanya terbungkus dengan sehelai handuk. Di dalam kamar nia melepas handuknya. Ia lekas mengenakan daster hitam tanpa lengan yang belahan dadanya cukup terlihat. Ia benar tak peduli lagi bila ada yang melihatnya berpakaian demikian. Lagipula, sang siuami tidak ada di sampingnya. Hanya saja Dia menutupi lengannya dengan menggunakan jaket. Setelah selesai, ia membangunkan putranya yang sedang tidur.

“Dee... adee... ayo bangun dulu de... kamu mandi dulu” ucap nia sambil menepuk bahu putranya.

“Hoaaahheeeemmmm jam berapa sih sekarang maa? aku masih ngantuk nih...” tanya bayu

“Udah jam setengah 6 sore de... ayo de kamu bangun udah mau malam” kembali nia menepuk bahu putranya

“hoaahheemm yaudah deh ma... bayu bangun” ucap bayu

Bayu lekas mengambil handuk dan pakaian gantinya yang berada di dalam ransel. Ia lalu berjalan menuju kamar mandi yang berada di bawah. Samahalnya dengan nia, bayu tidak melihat siapa-siapa. Ia tidak peduli. Ia tetap berjalan ke kamar mandi. Dengan cueknya ia masuk ke kamar mandi yang berada di dekat dapur. Tak beberapa lama, ia selesai mandi. Ia sudah mengenakan kaos katun berwana putih dengan celana pendek. Ketika keluar dari pintu kamar mandi, ia melihat neneknya yang sedang menyiapkan makan malam.

“Eh ada cucu nenek baru selesai mandi” ucap sang nenek sambil menatap ke bayu

“Eh ada nenek. Nenek lagi masak ya nek”

“Iya dong. Masak buat kamu sama mama kamu. Kamu pasti laper kan?” tanya neneknya

“Iya nek bayu udah laper”

“Yaudah kamu ke kamar dulu aja ya. Nenek mau masak dulu” ucap sang nenek yang mempersilahkan bayu ke kamar dulu

“Oke nek”

Bayu kembali ke kamarnya. Di dalam kamar, ia melihat sang mama sedang menghubungi seseorang. Nia sedang menghubungi suaminya, namun telepon selularnya dinonaktifkan. Ia bingung mengapa selalu sulit menghubungi suaminya sendiri. Ia lalu meletakan telepon selularnya di meja rias dekat ranjangnya. Setelah itu tiba-tiba bayu yang sedang di dekatnya bicara sesuatu.

“Ma, lihat deh iniku (penis) berdiri melihat bagian ini mama (belahan dada)” ucap bayu sambil menunjuk

“Bayu, gak boleh ngomong begitu”

“Memang kenapa ma?”

“Kalau itu (penis) kamu berdiri karena mama, itu tandanya kamu suka sama mama” tegur nia

“Oh gitu ya ma. Maafin bayu ya maa. Bayu kan gak tahu”

“Yaudah gapapa kok. Lain kali jangan begitu ya sayang” ucap nia pada putranya tersayang

“Iya maa....”

Nia dan putranya pun saling mengobrol dan bercanda di kamar. Keduanya tertawa riang bersama hingga malam tak terasa tiba.

Malam hari,

“tok..tok..tok...Nia..... Bayu....... ayo makan malam dulu yuk di bawah” ucap istri pak paijo

“Iya bu... kita nanti ke sana” sahut nia

“Iya nek.. kita nanti ke sana” sahut bayu serupa yang dikatakan mamanya

Tak lama kemudian nia bersama putranya turun ke bawah. Ia melihat ayah dan ibu mertuanya sudah menunggu di ruang makan. Keduanya lalu mengambil posisi tempat duduk. Nia duduk di sebelah kanan ayah mertuanya yang duduk di tengah. Secara tidak langsung Ia juga duduk menghadap ibu mertuanya. Sementara bayu, putranya, duduk di sebelah kanannya. Ketika nia sedang menyendokki makanan untuk sang putra dan dirinya, ayah mertuanya curi-curi pandang ke belahan dada nia. Hal itu berlanjut ketika nia dan putranya sedang makan. Meskipun terjadi perbincangan antara nia dan kedua mertuanya, ayah mertuanya tetap mencuri pandang kebelahan dada nia yang kebetulan memakai daster tipis berwarna hitam. Sayangnya, ibu mertuanya tidak begitu memperhatikan kelakuan suaminya. Nia begitu risih. Walau demikian, ia mencoba bersikap senormal mungkin.

Ketika mereka sedang asyik makan tiba-tiba muncul pak bejo yang mengenakan sarung bertelanjang dada. Nia yang sedang makan sontak kaget.

“Eh ada kamu bejo.. Ayo sekalian makan dulu” ucap istri pak paijo mempersilahkan“

“Ma, itu kan bapak-bapak yang dulu kita numpang di rumahnya” bisik bayu pada mamanya

Pak bejo duduk di sebelah kiri istri pak paijo, yang juga ibur mertua nia. Nia hanya terdiam ketika melihat pak bejo, orang yang pernah memberinya tumpangan dan juga pernah menyetubuhinya dahulu. Dia melihat pak bejo senyum-senyum terhadap dirinya entah apa maksudnya. Dia buru-buru saja menyelesaikan makannya. Ia lalu mengajak anaknya ke atas yang kebetulan juga sudah selesai makan.

“Bu.. pak... kita langsung ke atas aja ya” ucap nia pada kedua mertuanya

“Loh,, kok buru-buru?” tanya istri pak paijo

Nia tidak sempat menanggapi ucapan ibu mertuanya. Ia buru-buru ke atas bersama putranya. Pak paijo melihat itu hanya tersenyum. Lelaki tua itu juga melempar senyum kepada buruh taninya, pak bejo. Entah apa arti senyuman itu.

Pak paijo melanjutkan makannya bersama istri dan pak bejo.

“Pak, malam ini ibu boleh nginep di rumah ibu sebelah ya? Soalnya mau ngurusin makanan buat arisan besok. Gimana pak?” tanya istri pak paijo

“Boleh banget kok bu hehe” sambil menatap pak bejo

Di dalam kamar nia mengunci pintu. Ia meminum pil kbnya dengan air mineral yang dia bawa. Lalu nia naik ke atas ranjangnya. Di ranjang tersebut ia tampak ketakutan. Sementara Bayu tidak tahu mamanya sedang ketakutan. Ia malah asyik tiduran di kasurnya.

“Ma, bayu tidur duluan ya.... bayu ngantuk” ucap bayu yang masih mencoba menahan kantuk.

“Yaudah kalau kamu ngantuk tidur duluan aja dek” ucap nia kepada putranya.

Ia mencoba menghubungi suaminya, tetapi tidak diangkat. Tiba-tiba di telepon selularnya ada seseorang yang mengirimkan video. Entah video apa yang dikirimkan. Ia amat terkejut ketika melihat video itu.

“Ayoo ranii terus teruss aku mau keluar raniii urghhh urghh aku sukaa susu kamu yang kecil ini sayangg urghhh gak seperti istriku uhhh ”

“Iya hariss ahhhh ayoo hariss ahh ahh ahh aku jugaa ahhh”

Telepon selular nia tiba-tiba terjatuh begitu saja di atas ranjangnya. Nia amat terkejut melihat suaminya yang dikira ada urusan dengan pak arso malah bersetubuh dengan seorang wanita bernama rani, yang diketahuinya sebagai istri pak arso. Nia bersedih. Suaminya yang dikira setia setelah menikah, masih berselingkuh dengan orang yang sama ketika dia belum menikah. Dia benar-benar kebingungan saat ini. Rumah tangganya diambang kehancuran. Tiba-tiba dia beranjak keluar kamar. Entah apa yang dia ingin lakukan.

“Bu.... ibu.... ibu kemana bu?” tanya nia mencari ibu mertuanya ke lantai bawah

Tiba-tiba,

“Ada apa nia sayang? Kamu cari bapak ya hehe” ucap pak paijo senyum

“Eh ibu, masih inget sama ya kan bu? Masa lupa sama orang yang nolongin ibu hehe” ucap pak bejo dengan gelak tawa

“Kalian mau apa?” kalian belum puas menyetubuhi saya?” tanya nia dengan nada marah

“Santai dong nia sayang.. Kitanya sih udah puas... tapi si otong kita ini gak pernah puas hehe”

“Udah pak paijo kita bawa aja” ajak pak bejo

“Yaudah jo yuk kita gendong”

“Ahhhh janggannn ahhh jangaann.... nia mau dibawa kemana” teriak nia

Pak paijo dan pak bejo menggendong nia bersama-sama. Wanita itu dibawa ke kamar pembantu di di dekat halaman paling belakang. Kamar itu sudah tidak terpakai lagi, namun masih terawat. Di kamar tersebut hanya ada sebuah ranjang dan tidak ada satu pun peralatan rumah tangga di sana. Pak bejo dan pak paijo meletakkan nia di atas ranjang. Tak lupa keduanya mengunci kamar tersebut. Setelah mengunci, kedua lelaki tua itu menelanjangi diri mereka masing-masing. Pak paijo yang mengenakan kaos singlet dan sarung melepaskan keduanya. Pak bejo yang hanya mengenakan sarung meloloskan sarungnya. Dua penis lelaki tua itu mengacung di hadapan nia yang terbaring di atas ranjang.

“Niaa sayaanngg lihatt kontol ayahh udah kerass bangeett nihhh” ucap pak paijo

“Iyaa buuu kontoll sayaa juga nihh buuu udahhh tegang bangett” ucap pak bejo sambil mengelus penisnya

Kedua bapak-bapak itu lekas naik ke atas ranjang mendekati nia.

“Bapak-bapak mau apa sihhh. Kan nia udah pernah tidur sama kalian semua” kesal nia yang sedang diapit pak paijo dan pak bejo

Tiba-tiba nia sontak ingat suaminya yang berbohong dan berselingkuh. Dia amat kesal dengan suaminya. Ia berencana membalas perselingkuhan itu

“Yaudah sekarang bapak-bapak maunya bagaimana?” tanya nia yang masih kesal

“Buka jaketnya bu...” ucap pak bejo sambil mengelus penisnya

“Nih udah nia buka nihh” ucap nia sambil membuka jaketnya

“Uhh lihat joooo tetenya gede banget joo walaupun masih ketutup daster uhh” ucap pak paijo pada pak bejo

“Uhh iya pakkk. Aku jadi pengen nyedot nih pak“

Kedua laki-laki tua itu amat memperhatikan bukit nia yang masih tertutup daster. Keduanya tidak tahan ingin mencicipi bukit kembar nia.

“Turunin dasternya dong nia sayanggg.... ayah sama pak bejoo mau nenen sama kamu uhhh” pinta pak paijo

“ohhh Iyaaa nihh nia turuninn” ucap nia sambil menurunkan dasternya bagian atas

Tiba-tiba,

“Empppphhh empphhhhh sllurrrrppppp slurrpppppp sruppppptt”

“Emppphhh emppphh slurrrpppppp srupppptttt”

Ketika nia sudah menurunkan dasternya Pak paijo langsung melumat payudara kiri nia. Begitu juga pak bejo, ia langsung melumat payudara kanan nia. Nia cukup kaget ketika mulut keduanya tiba-tiba menyambar bukit kembarnya.

“Ahhhhhhhh pelan-pelann neteknya ahhhhhh” desah nia

“Uhhh enak banget susu kamu sayannggg emppphhh srupppt” ucap ayah mertua nia

“Emppphhhh emppphh lihatt pak paijjooo saya kenyottt pakk, uhh enak banget nenen sama menantu bapakk empphhh srupppt”

Nia hanya pasrah ketika dua lelaki tua itu menetek pada dirinya. Keduanya menetek seperti bayi yang kehausan. Tak hanya itu, tangan-tangan mereka juga menyelinap ke vagina nia. Nia tidak bisa berbuat apa-apa.

“aaahhhhhh kaliaannn jaaahhhattt ahhh kaliiaaan udah dapat tete nia tapi jari-jari kalian masuk ke memek niaa aahhh”

“Ayoooo joo teruuus kita mainin jari-jari kita, yang penting mulut kita tetap bisa netek joo emppphhh sruppttt” ucap pak paijo sambil menetek

“Iyaa pakkk empph empphhh slurppptttt”

Nia mencoba menggoyangkan tubuhnya ketika jari-jari lelaki tua itu terus mengaduk-ngaduk liang senggamanya. Di sisi lain dia juga tak tahan dengan lumatan dua mulut laki-laki di payudaranya.

“Ahhhh ahhhh kaliann rakuss ahhh udaahhhh lepassssinnn jari-jari kaliannn” desah nia memohon

“Teruss joooo teruuusss urrghhhh” ucap paijo yang sudah berhenti menetek

“Iyaa pakkk terus mainin pak urghhhh urghhh”

“Ahhhhhhhhhh ahhhhhhh niaaa mauuu keluarrr ahhhhhhh ahhhhh”

Menyadari nia akan orgasme, kedua laki-laki tua itu menghisap kuat-kuat payudara nia bersamaan sambil terus mengaduk-ngaduk liang kemaluannya

“Ayooo jooo ayoo kitaaa bareng-bareng hisap kuat tetenya sambil mengaduk liang peranakan niaa empppphhhh emppphhh slurpp sruuuppptpttttt”

“ayooo pakkk emppphhhhh emppphhh sruppppttttttt”

“Ahhhhhhhhhh niaaaa keluarrrrrrrr..ahhhh nia keluarrrr ahhhhhhh sreeeertttt sreerrrttttt srerrrrtttt ahhhhh” desah nia kencang

Nia mencapai orgasmenya. Jari-jari pak paijo dan pak bejo basah oleh cairan kemaluan wanita itu. Kedua lelaki itu menunjukkan jari jemari mereka yang basah kepada nia.

“Lihatt nia sayaangg cairaan kamu banyak bangett hehehe” ucap pak paijo sambil menunjukkan jarinya

“Iyaaa lihatt inii buuu hehe

“Iyaaa huh huh huh” ucap nia terengah-engah

Usai berhasil membuat nia lemas, kedua mulut lelaki tua itu mengulum mulut nia bergantian. Dikulum mulut wanita hingga sesekali bermain lidah.

“Emmmmmmmm emmmmmmm akhirnya bisa mencium bibirmu bu nia sayang emmmmmmm slurppp slurp” ucap pak bejo sambil mengulum mulut nia

“Udaahhh jooo gantiiaaann, emmmmm emmm emm slurrppp slurrppp” ucap pak paijo mengarahkan mulut nia ke mulutnya

“ahhhh emmmmm emmm sabar yahhh emmmmm emppp slurpp ” ucap nia yang mulutnya kini dikulum ayah mertuanya

Kedua bapak-bapak itu akhirnya berhenti mengulum mulut nia. Keduanya kini berdiri di atas ranjang mengapit nia yang sedang duduk di atas kasur. Kedua penis itu tegak berdiri tepat dihadapan mulut wanita itu.

“Niaa sayaanngg hisap kontol ayah sayangg” manja pak paijooo

“Aku juga bu niaaa uhhh” ucap pak bejo sambil mengelus penisnya

“ahhhhh..sabarr ..nia bakal ngocok sama kulum kontol kalian berdua kok aahhh” ucap nia sambil tangan kanan dan kirinya memegang kedua penis lelaki tua tersebut.

Nia lebih dulu mengulum penis ayah mertuanya. Ia memasukkan penis mertuanya ke dalam mulutnya. Tangan kirinya mengocok penis pak bejo. Kedua bapak-bapak tersebut kini amat menikmati pelayanan nia.

“emmm mmmmmm emmmmm hemmppphh ahhhhh kontol ayahh gede banget yahh ahhh” ucap nia sesekali melepas kulumannya

“Ohhh iyaaa nia sayanngggg kontol inii buatt memek kamu ohhhh”

Lalu mulutnya berpindah mengulum penis pak bejo

“Emmmmm mmmmmm heeemmmmppphhh ahhhh kontoll pak bejo juga gedee ahhhhh... kontol kaliann gede-gede bangettt ahhhhh” ucap nia sambil terus mengulum

“Ohhh ojj iya buuuu kontol kita bakal ngentott memek ibuu sampai puasss ohhhhh” erang pak bejo

Sambil bergantian dikulum dan dikocok oleh nia, kedua lelaki tua yang sedang berdiri di atas ranjang itu bercakap-cakap

“ohhhh ohh bejooo enakkk bangettt jooo ohhhhh ohhh”

“Ohhhh ohhh iyaa paakkk ohhh apalagi memeknya ya paakk ohh”

Nia tampak lelah berganti-gantian mengocok dan mengulum penis mereka. Dia heran mengapa keduanya belum juga orgasme. Nia lalu berhenti mengulum dan mengocok penis kedua lelaki tua tersebut.

“aahhhh kaliann kok gak keluar-keluar ahhh” kesal nia

“Iyaa sayanng kita maunya ngecrott dalam memek kamu ohhh” ucap pak bejo.

Pak paijo lalu duduk di sebelah nia yang dasternya masih tersangkut dipinggangnya. Ia sudah tak tahan ingin menyetubuhi menantunya

“sayanggg ohh Ayahh mau pengen ngentot memek kamu nia sayangg ohhhh” pinta pak paijo sambil terduduk di ranjang

“aahh Iyaaa yahhh sebentarr niaa berbaring duluu” ucap nia sambil berbaring membuka kakinya

Nia kemudian berbaring dan membuka kedua kakinya. Dia sudah siap dimasukki penis ayah mertuanya.

“Urghhhhh kontoll ayaah dah kangenn bangett sama memek kamu sayangg urghh” ucap pak paijo sambil menggesekkan kemaluannya di liang peranakan nia.

“ayoo yahhhh entot memek nia yahh.... memek nia juga udah kangen sama kontol ayahh ahhhh” desah nia memohon

“Iya sayangggg urgghhhhhhhh ohhhhhhhh” erang pak paijo memasukkan penisnya ke kemaluan nia

“Aahhh ayahhhhh aaahhhhhh”

“urghgggghhhh ohhhhh enakkkk bangetttt memekmu niaa sayaaanngg ohhhhh” erang pak paijo nikmat setelah penisnya masuk ke dalam vagina nia.

“Iyaaaaa ayaaaahhhh kontolll ayahhh jugaaa enaakkkkk ahhhh”

“Ayahhh genjot ya sayanggg urghh urghhh urghhhh”

“Iyaaa yahhhh ahhhh aaahhhh ahh” desah nia sambil digenjot ayahnya.

Sementara pak bejo mengelus penisnya sendiri. Ia sedang melihat nia yang sedang disetubuhi oleh pak paijo. Tak lama kemudian ia mendekati kepala nia yang sedang berbaring. Penisnya ia arahkan ke mulut wanita itu.

“Buu niaa... kulumm kontol saya buu ohhhh”

“Ahhhh iyaaa pakkkk ahhh emmmmm emmmmmm heemmmpphh” ucap nia sambil membuka mulutnya

“Ohhhhhh ohhh enakk buuuu terus bu ohhhh ohh”

Kedua penis lelaki tua tersebut kini sedang menggenjot nia. Penis pak paijo menggenjot liang peranakan nia. Sedangkan pak bejo menggenjot mulut nia. Keduanya menggenjot secara bersamaan

“Urghhhh ohhh enakkk bangeettt mulutnya pakkkkk paijooo ohhhh” ucap pak bejo sambil menggenjot mulut nia

“Urghhhh urghhh memeknya juga pakkk urghhhh urghhhh” erang pak paijo menggenjot vagina nia.

Tak lama Pak bejo melepaskan penisnya dari mulut nia. Kembali ia mengelus penisnya sendiri. Sementara pak paijo dengan penis yang masih menancap liang kemaluan nia, mengubah posisinya. Ia kini berada di bawah sementara nia di atas.

“Ayo nia sayang giliran kamu goyaanggg” pinta pak paijoo

“Iya yahhh ini nia goyaangg ahhh ahhh” desah nia sambil menggoyangkan pinggulnya

“ohh enak nia sayaanggg ohhh ohh”

“Ahhhh ayaahhh... ayahhh genjott juga dongg yahhh” pinta nia sambil mendesah

“Iya sayang urghh urgh urgh” erang pak paijo sambil menggenjot dari bawah

“Ahhh ayyaaaahhh enaakkk kontolll ayahhh ahhh”

“iyaa nia sayaaangg urghhhh urghhh”

“Nia sayaannggg.......urgghh ayaahhh mau nenen sama kamu urghhhhh” pinta pak paijo sambil menggenjot menantunya

“ahhh Iya yahhh... ahhh sini nenen sama niaaa ahhh” ucap nia sambil mendekatkan bukit kembarnya ke mulut ayahnya

“Emmppphh empphh slurrppp srrupppttt” pak paijo kembali mengenyot payudara nia.

“Ahhhhh mass harisss.... lihatttt ayah kamu masss.. nenen sama nia masss ahhhhhhh”

“emppphhhh emppphhh slurrppp srupppttttttt”

Sementara pak bejo masih mengelus penisnya. Ia melihat pak paijo sedang menggenjot dan menetek sama nia. Tak lama ia mendekati keduanya. Ia mengarahkan penisnya ke mulut nia yang sedang mendesah.

“Bu niaa kulum lagi buu ohhhh” pinta pak bejo

“Iyaaa pakk bejoo emmmm emmmm heemmmpphh”

“Ohhh enakkk buu ohhhhh” erang nikmat pak bejo

“Emmmm peniss bapaakk kerasss banget pakk emmm heempphh”

Kedua lelaki itu kembali menikmati persetubuhan mereka. Pak paijo sedang sibuk dengan bukit kembar dan vagina nia. Sementara pak bejo sedang sibuk dikulum penisnya oleh nia. Akan tetapi, lama-kelamaan pak bejo bosan dikulum oleh nia. Dia melepaskan penisnya dari kuluman nia.

“Pak paijo udahan dong pakk ..saya mau nyobain memeknya juga ohhh” ucap pak bejo sambil mengelus penisnya kembali

“Heh joo kamu gak lihat saya lagi sibuk genjot dan nenen sama nia emmmphhh srupppttt” ucap pak paijo kesal

“Ahhh ahhh ayaaahh ahhh ahhh” sementara nia terus mendesah ketika ayahnya sedang menikmati tubuhnya.

Entah apa yang dilakukan pak bejo setelah itu. Ia tampak kesal karena pak paijo tidak mau berbagi dengannya. Lantas ia mengarahkan penisnya ke lubang anal nia.

“Okelah kalo mau bapak begitu” ucap pak bejo bergerak ke arah belakang nia

“Urgghhh siap-siap bu niaa sayaangg... saya mau masukkin penis saya ke lubang anal ibuu urghhhh” ucap pak bejo mulai memasukkan penisnya

“Ahhhhhhhhh janggaaaaaaannn sakiittt paakkkk aahhhhhhh” teriak nia

“Urghhhh sempit bangettt buuuu urghhhh saya tekan dalemm buu urgghhhhhh enaaakkk bangettt buu ohhh urghhh”

“Ahhhhh pakk bejooooo ahhhhhhhhh kerasss banggeettt kontool bapaakkkk ahhh” desah nia kencang

“urghhh Saya genjot ya bu urghh urghh urghhh“

Nia kini sedang digenjot dua penis lelaki di dua lubang miliknya. Ia hanya bisa mendesah ketika penis lelaki tersebut menghunjam lubangnya berulang-ulang

“Aaahhhh kontoll kaliaaannn keraasss bangeettt.. ayooo enttot nia pake kontol kaliaann ahhhh”

“Urghhhhh urghhh enakkkk gak jooooo urghhhh urghhhh” tanya pak paijo sambil menggenjot vagina nia

“urgghhhh enakk dong pakk urghhh urghh” jawab pak bejo sambil menggenjot lubang anal nia

“Ahhhhh terusss entotttt ahhhhh ayahhhh..... pak bejoo....... ayooo entoot nia ahhhhh” pinta nia mendesah

Nia disodok dari atas dan bawah oleh penis pak bejo dan pak paijo. Ia hanya bisa mendesah dan meracau nikmat ketika dua penis lelaki tua tersebut menyetubuhinya. Kedua tangannya saja hanya bisa meremas kuat-kuat sprei kasur yang makin tak karuan. Ketiganya sama-sama sudah berkeringat.

“Ahhhh ayah... pak bejoo... ahhhhhh nia goyangg ini ahhhhh kontol kalian mana ahhhh” desah nia sambil menggoyangkan pinggulnya agak cepat

“Iya ini niaa sayaanggg urghhhh memekkk kamuu rapeeet bangett sayaangg urgghhh” erang pak paijo sambil menggenjot penisnya dari bawah

“Urggghhh inii buuuu urghhh sempit banget lubang anal ibuu urgghhhhh” racau nikmat pak bejo sambil menggenjot agak cepat dari atas.

Nia tampak ingin berorgasme begitu juga dua lelaki tua yang sedang menyetubuhinya.

“Ahhhhhhh niiaaa mau muncrattt ahhhhhh ahhh ayoo kontoll entott nia cepetttt aahhhh” desah nia sambil menggoyangkan pinggulnya cepat

“Urghhh urghhhhh ayo kontolll entottt memek teruss urghhh urghhhhh” ucap pak paijo sambil menggenjot penisnya dan memeluk nia dari bawah

“Urghhh urghhhh urghhh arghhhh kontoollll ayooo cepatt sodokkkkk nia urghhhhh” ucap pak bejo sambil menggenjot penisnya dan memeluk nia dari atas

“Ahhhhhhhh ahhhhhhh mas haris bodohh.... mass.... lihattt nia lagi dientot dua kontoool gede mas...ahhh”

“ ahhh pejuiinn niaaa ayoooo ahhhhh ahhhhhhh semprootttt kontooollll ahhhhhh aahhhhhh niaaa muncraattttt ahhhhh ahh srerrrt srerrttt srerrtttt” desah nia kencang usai meraih orgasmenya.

“Urghhhhh urghhhhhhh arghhh arghhh iniiii niaaa sayaaanggggg terimmaaaaa pejuuu kontoll ayahhh .. memekk.. urghhhhhh crottt crottt crottttt arghhhh arghhh” erang pak paijo kuat sambil menyemprot spermanya ke vagina nia.

“Urghhhh urghhhh terimaa pejuu saya juga buuuuu nia sayangggg ohhhhh ohhhhh saya semprottt lubangg anal ibuuu urghhhh arrghhhh ccrott crottt crottt arghh arghhh” erang pak bejo kuat sambil menyemprot sperma ke lubang anal nia.

Ketiga manusia yang sedang berlomba mencapai kenikmatan itu mencapai klimaksnya. Pak paijo dan pak bejo memeluk nia dari bawah dan atas. Begitu juga sperma mereka yang menyirami vagina dan lubang anal nia. Ketiganya bersamaan roboh di ranjang kamar pembantu yang terletak di pojok halaman belakang. Lokasi tersebut membuat tak ada yang melihat sama sekali adegan persetubuhan yang menguras keringat.

Hanya saja, bayu terbangun tiba-tiba. Sepertinya anak itu baru saja bermimpi buruk.

“Mama........!” teriak bayu bangun dari tidurnya.

Bersambung....

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar