Minggu, 11 September 2016

Cerita Seks Pesona Memek Si Gadis Jepang

Cerita Seks Pesona Memek Si Gadis Jepang - Bacaan Sex sebelumnya ialah Cerita Seks Dewasa Menikmati Permainan Yang Binal Cerita Sex, Cerita Ngentot, Cerita Dewasa, Cerita Semi, Cerita Panas, Cerita Horny Kisah ini terjadi beberapa bulan silam, saat kapal tempatku bekerja merapat di pelabuhan Yokohama, Jepang. Hari itu salju turun dengan derasnya, maklum saat itu pertengahan bulan desember.

Cerita Seks Pesona Memek Si Gadis Jepang
cerita dewasa, cerita panas, cerita mesum, cerita ngentot, cerita seks

Bercerita Sex - Setelah kapal kami selesai merapat didermaga dengan sempurnanya, Nakhoda saya, yang orang Jepang, mengajak saya jalan-jalan kerumahnya. Rumah Nakhoda saya itu tidak jauh dari areal pelabuhan Yokohama, kami cukup naik taksi sekitar 10 menit saja. Sesampai di rumahnya, saya diperkenalkan dengan istri dan anak-anaknya.

Harus diakui bahwa anak perempuan sulung Nakhoda saya, memiliki kecantikan raut wajah yang betul-betul asli Jepang, dengan kulit yang kuning, mata sipit dan body yang aduhai. Saya begitu terkesima dengan kecantikannya, dan sempat berkhayal yang bukan-bukan. Kami saling berjabat tangan dan mengucapkan salam perkenalan.

“Hi, nice to meet you,” kata anak Nakhoda saya itu.
“You too,” jawabku.
“What is your name?” tanya gadis itu.
“I’m Robert, and you?,” jawabku sambil menanyakan namanya.
“My name, Aiko, ” jawabnya.

Selanjutnya kami duduk di ruang tamu dan bercerita ngalor-ngidul, bersama-sama dengan ibu, ayahnya dan adik-adiknya. Saat kami bercerita, sesekali saya berusaha mencuri-curi pandang kearah Aiko, terutama ke bagian pahanya yang putih mulus. Hal itu membuat kontolku sering ereksi sendiri. Namun sejauh itu saya masih berusaha untuk dapat mengendalikan diri.

Setelah kurang lebih satu jam kami saling berbagi cerita, Nakhodaku mengatakan bahwa ia dan istrinya akan pergi ke rumah saudaranya yang sedang punya hajatan. Dan ia menyuruh saya untuk menunggunya di rumah saja, sampai dia kembali. Sebelum mereka pergi Nakhoda saya berbicara sebentar kepada Aiko. Memang mereka berbicara dalam bahasa Jepang, namun sedikit-sedikit saya bisa mengerti artinya, yaitu ia menyuruh Aiko untuk tinggal menemani saya dan menyiapkan makan untuk saya.

“Robert-san, kamu tinggal saja dan silahkan istirahat,” kata Nakhoda saya dalam bahasa Indonesia.
“Yes, Captain,” jawabku.
“Robert-san, Jangan malu-malu kalau mau makan, Aiko akan siapkan makanannya,” katanya lagi kepadaku dan Aiko.

Setelah mereka pergi, saya duduk-duduk saja di ruang tamu sambil menonton televisi. Suasana rumah itu begitu sepi, karena nakhoda saya pergi bersama istri dan adik-adik Aiko. Sedang asyik-asyiknya nonton, tiba-tiba Aiko datang, kali ini dia sudah mengenakan Kimono, kamipun bercerita sambil nonton televisi. Dari penuturannya, saya tahu kalau Aiko ini baru berusia 17 tahun dan duduk di SMU kelas dua. Pantas ia begitu kelihatan remaja dan cantik. Kami duduk tidak terlalu berjauhan, dan karena itu saya dapat sesekali mencuri pandang ke arah dua bukit kembarnya yang cukup kelihatan di balik kimono yang ia pakai.

Kelihatannya udara yang dingin membuatku sedikit menggigil, kucoba memegang tangannya dan ia tidak menolak.

“Aiko-san, are you cold? ” tanyaku
“Yes, I’m very cold, ” jawabnya

Saya memberanikan diri untuk memeluknya, ternyata ia tidak menolak bahkan semakin merapatkan badannya kedadaku. Tanganku gemetaran saat bersentuhan dengan buah dadanya yang mulai membesar seiring usianya. Entah setan apa yang merasukiku, perlahan-lahan saya mengangkat dagunya dan menciumnya. Aiko pasrah dan membalas ciumanku. Kami berciuman cukup lama dan saling memagut bibir dengan gairah nafsu yang sama membaranya.

“Robert-san, you are very handsome”, Aiko berkata, disela-sela kami berciuman.
“Same Aiko-san, you are very beautiful, ” kataku membalas.

Tanpa terasa tanganku mulai bergerak kearah payudaranya, dan mulai membelai dan sesekali meremasnya.

“Oh.. hsst, hsst, Robert-san, please,” Aiko mendesah dengan nikmatnya.

Pelan-pelan kubuka kimono yang menutup tubuhnya, ternyata dibalik kimononya ia tidak memakai pakaian dalam sehingga tubuhnya yang mulus segera saja terpampang jelas di mataku. Pentil susunya yang kemerah-merahan bertengger dengan indahnya diatas dua bukit kembarnya yang membusung indah. Betul-betul bagaikan puncak gunung Fujiyama, yang memang kelihatan jelas dari jendela rumahnya.

Tanpa menunggu lama, kubopong dia ke atas sofa yang ada diruang tamu itu. Kembali kulumat bibirnya yang kecil memerah, sambil tanganku membelai lembut bukit kembarnya. Rupanya Aiko juga tidak mau ketinggalan, ia membuka kancing-kancing bajuku dan melepas ikat pinggang celanaku. Tangannya dimasukkan ke dalam celanaku dan mulai meremas-remas batang kemaluanku. Akibat perbuatan Aiko itu, kemaluanku semakin tegang, dan membuat mata saya juga meram-melek kenikmatan.

Setelah kurasa cukup melumat bibirnya, kini bibirku mulai kuturunkan kearah pentil susunya, dan mulai menjilatinya pelan-pelan.

“Oh my god, Robert-san, please, please touch me, suck it,” Aiko terus meracau tak keruan.

“Don’t worry, honey. I will to do,” kataku sambil terus menjilati pentil susunya. Sementara itu tanganku terus bermain-main diselangkangnya dan mengusap serta membelai lembut goa yang ada disela-sela momo-nya (BHs. Jepang = Paha). Jari jemariku terkadang lembut memasuki liang memeknya dan terasa ada cairan hangat disitu. Menyadari hal ini saya segera berjongkok didepan sofa dan pahanya Aiko kurentangkan lebar-lebar. Segera saja kujilati memeknya dengan penuh nafsu.

“Auh.. hmm.. hst.. Robert-san o kudasai,” Aiko kembali meracau dalam bahasa Jepang.

Saya berusaha membuat suasana serileks mungkin, dengan terlebih dahulu mengecup liang memeknya dan menghirup aroma khas perempuan yang begitu mempesona. Mungkin inilah aroma sejati sashimi dan sushi, pikirku dalam hati. Lidahku bermain liar di liang memeknya dan sesekali kuhisap lembut klitorisnya yang bagaikan buah cherry terselip di sela-sela daun. Saking enaknya, tanpa sadar Aiko menjambak-jambak rambutku.

“Oh.. uh.. mmh..” desah Aiko keenakan.

Sluph.. clep.. clup.. lidahku berdecak berirama menghirup semua cairan hangat yang terus membanjiri liang memeknya Aiko. Rupanya Aiko tak mau terus menerus kupermainkan, dia segera beranjak dan sekarang gantian saya yang duduk bersandar di sofa. Sekejap Aiko memperhatikan batang kemaluanku kelihatan begitu tegang menantang.

“Oh Robert-san, it is very nice and very big, like is the Yokohama Tower,” katanya terkagum-kagum sambil memegang dan mengocok-ngocok batang kontolku. Sementara itu batang kontolku semakin menegang dan kepalanya semakin merah kehitam-hitaman mengkilat.

“Yes, honey. But it is not Yokohama Tower, it is Monas Tower,” balasku sambil tertawa geli dalam hati.

Tidak puas hanya memandang dan mengocok-ngocok batang kontolku, kini Aiko mulai menjilati dan mengulumnya. Lidahnya bermain lincah di pangkal dan kepala kontolku, yang membuatku menggelinyang kegelian. Nafsuku semakin membuncah, akibat batang kontolku yang terus-terusan dikulum dan disedot.

“Umm.. esht.. oh honey.. oh god,” kataku keenakkan.

“Clup.. clep.. srlup.. setiap hisapan mulut Aiko menimbulkan bunyi yang tak lagi berirama dan menghadirkan sensasi gairah tersendiri ditelingaku.

Sementara itu, jari-jariku terus bermain diliang memeknya. Kumasuk keluarkan jari-jariku, sambil sesekali melakukan gerakan-gerakan membentuk oval mengikuti lekuk bentuk liang memeknya. Cairan hangat yang semakin banyak keluar dari liang memek, telah membasahi semua telapak tanganku.

“Oh, honey. Please ***** me,” Aiko yang sudah tidak dapat menahan gejolak nafsunya bangkit dari posisi jongkok dan naik keatas pangkuanku. Dipegangnya batang kontolku dan pelan-pelan memasukkannya keliang memeknya.

“Oh honey, it is very big, but I like it,” Aiko berkata sambil berusaha menekan pantatnya ke bawah untuk memasukkan batang kemaluanku.

Bless.. plok.. semua batang kontolku telah masuk ke dalam liang memeknya Aiko. Terasa kehangatan menjalari setiap pori-pori yang ada di batang kemaluanku. Selanjutnya dia mulai menggenjot-genjot, menaik-turunkan pantatnya yang putih mulus dan melakukan gerakan-gerakan berputar yang berirama.

“Ouhk.. uhs.. yes.. oh yes..” Aiko mengerang-ngerang kenikmatan.
“Oh honey, yes.. oh yes..” akupun tak kalah nikmatnya.

Beberapa saat sempat kuperhatikan sisa-sisa batang kemaluanku yang berada di luar liang memeknya Aiko, kelihatannya begitu perkasa bagaikan pohon yang berusaha menembus awan. Memeknya Aiko kelihatan begitu indah, berwarna kemerah-merahan.

Posisi Aiko sekarang berganti, ia mengambil posisi menungging membelakangi saya. Inilah posisi Doggy style, yang memang saya gemari. Dalam posisi doggy style itu, saya bebas memandang memeknya Aiko yang begitu menantang untuk segera kususupi batang kemaluanku.

“Ups.. aukh.. yes honey, yes..” Aiko mendesah-desah tak beraturan saat kumasuk-keluarkan batang kemaluanku di memeknya.
“Oh.. usmh.. hah.. hah..” nafasku menderu-deru menikmati permainan ini.

Selang tiga menit kemudian rupanya Aiko yang sudah semakin tak kuat menahan gairahnya berbalik dan mengambil posisi terlentang di sofa.

“Please honey, please come in, kudasai,” Aiko berkata dalam bahasa Inggris dan Jepang memintaku segera melakukan permainan puncak.
“Okay honey, okay,” kataku sambil mengambil posisi dan mengarahkan kontolku tepat ke lubang memeknya.
“Uckh.. uhst.. yes honey,” Aiko mendesah saat kumasukkan kontolku ke memeknya.

Terasa sedikit sempit, namun kontolku lancar saja memasukinya karena memeknya sudah begitu basah. Selanjutnya, segera saja saya mulai dengan permainan puncak ini. Kontolku kumasuk-keluarkan dengan irama yang teratur. Clep.. clup.. cres.. terdengar bunyi yang begitu menggairahkan saat kontolku mulai beraksi. Aiko rupanya tak mau ketinggalan, ia segera saja mengimbanginya dengan menggoyang dan memutar-mutar pinggulnya.

“oh, honey. I love you, honey. Uh.. shh..,” Aiko kembali mendesah-desah kenikmatan.
“Yes honey, I love you too,” jawabku tak kalah nikmatnya.
“Ump.. hssh.. ouhk.. oh yes,” Aiko mendesah-desah semakin tak karuan.
“Ush.. ahh.. ohh..,” sayapun mendesah-desah merasakan kenikmatan yang indah ini.

Kami menikmati permainan puncak ini dengan segenap perasaan, sambil sesekali bercakap-cakap. Beberapa saat kemudian rupanya Aiko sudah tidak lagi kuat menahan gairah nafsunya, tangannya dengan kuat mencengkram bahuku dan pinggulnya digoyang-goyang semakin cepat.

“Oh honey, I’m coming. I’m coming, oh.. ah..,” Aiko mendesah semakin tak keruan.
“Oh yes, honey. Yes. I’m coming too,” kataku yang juga sudah tak kuat menahan desakan-desakan nafsuku.

Gerakan maju mundur segera saja kupercepat dan Aiko-pun semakin cepat menggoyang dan memutar-mutar pinggulnya. Beberapa saat kemudian kamipun mencapai puncak Fujiyama bersama-sama. Cerita Seks Terbaru Keperkasaanku Diranjang Part II

“Oh honey, oh.. uah.. umph..,” desah panjang Aiko saat mencapai puncak kenikmatan.
“Uhmp.. uhss.. ouhk..,” desahku saat cairan lahar panas tumpah keluar dari lubang kontolku dan membanjiri memeknya Aiko.

Aiko memeluk erat tubuhku, seakan-akan tidak ingin melepas lagi. Jari-jari tangannya mencengkram erat punggungku, kedua kakinya melipat dan menekan pantatku. Sementara itu, saya sendiri memeluk tubuhnya dengan erat dan melumat habis bibirnya.

Kenikmatan terindah ditengah derasnya salju bulan Desember yang begitu berkesan. Sejak saat itu, setiap kali kapal saya bersandar di pelabuhan Yokohama Jepang, saya dan Aiko selalu merengkuh kenikmatan bersama, terkadang di rumahnya atau di hotel. - Koleksi cerita sex, cerita dewasa terbaru, cerita ngentot, cerita mesum, cerita panas, cerita horny, cerita hot 2016

from Kumpulan Cerita Sex Dewasa, Tante Bispak Ngentot, ABG Ngeseks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar